Tika aku sedang sendirian diulit sepi, Tika aku sedang sendirian menganyam sunyi, Tika aku sedang mengusir jiwa rasa pergi, Tuntas air mata hiba berderai menitis, Sedang, Ibu mulia Hajar a.s tidak pula menangis, Tika sirah terungkap atma terhiris, Dan tika itu Akur aku pada cekal hatinya Hajar, Akur aku pada tabah jiwanya Hajar, Akur aku pada kental semangatnya Hajar, Akur aku pada tekad seluruhnya Hajar, Pada sabarnya Hajar, Pada redhanya Hajar, Pada yakinnya Hajar, Mengerti aku, Pada langkahnya si Ibu dari Safa ke Marwa, Menyakini adanya rahmat tuhan untuk si putera, Sehingga telaga zam-zam menjadi bukti cinta, Antara hamba dan pencipta, Tika aku sendirian di kamar cinta, Bersama kandunganku si buah cinta, Perit sekali untuk mengukir tinta, Meluah rasa, Mengecap yakin dalam atma, Mendamba kasih sang pemberi cinta, Sungguh ia tidak pernah mudah Tidak pula indah, Tapi buahnya syurga nikmat yang tak terluah, Idaman sukma penuh 'Izzah, Justeru, Pasrah aku dalam mengenggam cinta, Biar tersalut seribu derita, Bertatih aku pada redhaNYA DIA, Mengharap sinar memintal bahagia. Tuhan tuntun langkahku, Jiwaku juga rasaku, Agar damai semuanya, Dalam peluk kasihMu pastinya.
6:02am 07 April 2010 Kamar cinta, Bukit Beruang Utama, Melaka.
Tika aku sedang sendirian diulit sepi, Tika aku sedang sendirian menganyam sunyi, Tika aku sedang mengusir jiwa rasa pergi, Tuntas air mata hiba berderai menitis, Sedang, Ibu mulia Hajar a.s tidak pula menangis, Tika sirah terungkap atma terhiris, Dan tika itu Akur aku pada cekal hatinya Hajar, Akur aku pada tabah jiwanya Hajar, Akur aku pada kental semangatnya Hajar, Akur aku pada tekad seluruhnya Hajar, Pada sabarnya Hajar, Pada redhanya Hajar, Pada yakinnya Hajar, Mengerti aku, Pada langkahnya si Ibu dari Safa ke Marwa, Menyakini adanya rahmat tuhan untuk si putera, Sehingga telaga zam-zam menjadi bukti cinta, Antara hamba dan pencipta, Tika aku sendirian di kamar cinta, Bersama kandunganku si buah cinta, Perit sekali untuk mengukir tinta, Meluah rasa, Mengecap yakin dalam atma, Mendamba kasih sang pemberi cinta, Sungguh ia tidak pernah mudah Tidak pula indah, Tapi buahnya syurga nikmat yang tak terluah, Idaman sukma penuh 'Izzah, Justeru, Pasrah aku dalam mengenggam cinta, Biar tersalut seribu derita, Bertatih aku pada redhaNYA DIA, Mengharap sinar memintal bahagia. Tuhan tuntun langkahku, Jiwaku juga rasaku, Agar damai semuanya, Dalam peluk kasihMu pastinya.
6:02am 07 April 2010 Kamar cinta, Bukit Beruang Utama, Melaka.
0 comments:
Post a Comment